Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

#5 Keisengan Sabtu Pagi

Gambar
Sembari memakai kaus putih polos melewati kepalanya yang masih agak basah karena malas menggunakan handuk, Tara berjalan santai ke arah dapur kecilnya dan mulai menyiapkan beras untuk sarapan adiknya hari ini. Secangkir? pikir Tara karena ia tidak akan ada di apartemen sampai mungkin sore atau bahkan malam nanti. Tapi karena Ayra kemungkinan tidak akan keluar rumah sama sekali, akhirnya Tara memutuskan untuk menambah satu cangkir lagi, kalau-kalau Ayra masih lapar sampai nanti sore. Puas dengan penakaran air menggunakan telunjuknya, Tara menyalakan penanak nasi lalu menoleh ke jam dinding hitam di atas sofa ruang tengah yang menyambung dengan dapur. Merasa masih ada cukup waktu sebelum jalanan mulai ramai dan menyebalkan, Tara bergeser sedikit dari meja kompor, membuka pintu kulkas untuk mengambil bawang merah, bawang putih, kacang polong, jagung pipil, telur, dan sosis. Bumbu dan margarin lalu ia ambil dari laci di bawah meja kompor. Kemudian setelah semua bahan sudah tersusun r...

#4 Libur Sabtu

Gambar
o8.00 Tanganku menggapai asal ke sisi kanan tempat tidur, mencari remote AC yang biasanya terselip di antara kepala dan badan ranjang, atau terjatuh.  Ah, ini dia! Demi penghematan biaya listrik, pendingin ruangan, terutama yang ada di dalam kamar, biasa kumatikan kecuali saat tidur malam. Aku tahu diri juga dengan anggaran rumah tangga Mas Tara yang pasti jadi makin tinggi sejak aku memutuskan tinggal di sini. Habis, mau bagaimana lagi, Mas Tara juga tidak mengizinkan aku untuk berkontribusi membayar biaya hidup kami. Dia paling-paling mengizinkan aku memakai uangku untuk layanan delivery makanan, itu pun lebih sering aku yang menikmati. Perutku jadi lapar. Mas Tara sudah bangun belum ya? Di meja dapur bahan-bahan masakan tersusun rapi. Bawang merah, bawang putih, margarin, kacang polong, jagung pipil, tempat bumbu dapur, sosis, dan telur ayam.  Beserta selembar kertas dengan tulisan tangan yang familiar. "Masak sendiri ya, sorry gue buru-buru. Mau pacaran." ...

#3 Sepuluh Menit Sebelum

Gambar
[ding] "Halte Karet Kuningan" ... Denting pelan dan rekaman pengumuman monoton wanita dari pengeras suara sedikit membangunkan Tara dari tidur singkatnya semenjak ia naik dari Dukuh Atas. Setengah sadar, ia merogoh kedalam saku kanannya untuk mencari ponsel, tindakan otomatis yang selalu ia lakukan ketika terbangun dari tidur, dimanapun. Mati. Layar ponselnya gelap tanpa daya. Sepertinya mati ketika dia mulai tertidur di bangku belakang Trans Jakarta setelah    seharian  ia abaikan di sudut meja kerjanya, tersembunyi dari balik laptop. Tasya mungkin sudah tidur, pikir Tara. Besok pagi-pagi sekali dia akan kerumah Tasya dan mengajak pacarnya itu pergi sarapan, sebagai bentuk sogokan kecil untuk menghindari Perang Dunia III. [ding] "Halte GOR Sumantri" ... Mata Tara terbuka semakin lebar setelah tiba-tiba nahkoda angkutannya memutuskan untuk menginjak rem dengan keras, yang hentakannya sangat terasa sebab ia duduk di deretan bangku paling be...

#2 Unit 417

Gambar
Aku bertanya-tanya apa semua orang mengalami dilema yang sama sehari sebelum hari libur kerja, antara memilih untuk terjaga sampai larut atau lekas tidur supaya hari libur besok bisa optimal dinikmati sejak pagi. Sekarang aku bingung apakah sebaiknya melanjutkan kegiatan scrolling Instagram ria atau segera tidur agar bisa mulai berenang pagi-pagi. Eh, ada instagram Mbak Tasya di feed- ku. Dengan followers lebih dari setengah juta akun, Mbak Tasya sudah punya gelar "influencer" yang membuat hidupnya otomatis lebih mudah dibandingkan rakyat jelata Instagram seperti aku dan 90-an persen pemilik akun Instagram yang lain. Mulai dari voucher makan, menginap di hotel, sampai berbagai macam barang rutin didapatnya secara cuma-cuma. Tidak gratis sepenuhnya, sih, toh masih ada kewajiban melakukan posting dan menyebut si empunya brand di akun media sosial.   Mbak Tasya  Ra, Tara udah sampe? Speaking of the devil..     You  Belom, Mbak. Kenapa? Ngga ada kabar...

Intro : Ayra #1

Gambar
Sabar, Ayra, satu jam lagi. Satu jam lagi.   Aku mengulang-ulang kalimat itu di kepalaku seperti mantra. Beberapa orang sudah terlihat malas menonton Mas Tedi dan Kak Meera yang perdebatannya belum selesai juga sejak rapat tim dimulai setelah jam makan siang tadi. "Menurut gue kelas-kelas gimmick semacam itu udah kebanyakan di platform kita, Meer." Mas Tedi, CTO (Chief Technology Officer) kembali mengulang poin pembicaraannya. "Gue cuma nggak pengen kita jadi provide   gimmick doang." Kak Meera meneguk air di botol minumnya yang setiap hari berisi irisan lemon dan timun, lalu menanggapi, "Tapi kelas gimmick kayak gitu yang laku, Ted. Lo kan tahu sendiri.. jumlah user kuartal kemaren aja.." " And we have enough." Mas Tedi memotong pembicaraan dengan tegas. Kami yang ada di ruangan, saling melirik, salah tingkah. Meski ini bukan pertama kali menyaksikan "perang" antara CTO dan CEO kami, namun tetap saja, ketika bos adu argu...

#1 Intro : Tara

Gambar
[unread messages below]   Tasya   Hey! aku siap-siap pulang yaaa    Tasya   Kamu belum pulang?   19.16   MPL XXVI Jangkrik! - 41 members   Imana Jkrk: Wes fix yo, Kebumen?  Salim Jkrk: Iya duh  Jamo Jkrk: Atur ketua  Imana Jkrk: Tar piye?   20.24   Adek Rara   Mas laper nih gw...   20.31   Tasya   [send a picture]  Jerawat baruu ahahhaha   Tasya   Masih bikin laporan yang tadi sore? Makan jangan lupa deeh   21.15 ... Dia memang lupa makan, lupa pula untuk mengabari siapapun sejak pukul 5 tadi saat manajernya datang mengirim draft laporan nasabah kredit pinjaman dana untuk ia ulas dan berikan status sesuai klasifikasi profil masing-masing nasabah. Sekejap setelah melihat jumlah total baris di berkas excel  nya, jangankan ingat untuk mengabari, dimana dia terakhir menyimpan telepon genggamnya saja dia tidak pikirkan lagi. Keadaanny...